Langsung ke konten utama

BUDIDAYA TANAMAN SECARA VERTIKULTUR (VERTIKAL KULTUR)


BUDIDAYA TANAMAN SECARA VERTIKULTUR 



     Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal ini bisa untuk 20 batang tanaman.

Vertikultur
     Untuk memulai budidaya tanaman secara vertikultur sebenarnya tidak perlu direpotkan dengan peralatan dan bahan yang akan menghabiskan biaya yang besar, yang penting wadah yang dipakai dapat menyediakan ruang tumbuh yang baik bagi tanaman. Namun terkadang kita ingin hasilnya nanti tidak hanya berupa panen tapi juga keindahan tanaman yang ditanam secara vertikultur dan struktur bangunan atau wadah tanam tahan lama. Untuk alasan-alasan itu maka cara berikut ini dapat kita pakai.

Alat yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Gergaji atau parang
2. Palu dan paku
3. Tang atau gunting
4. Cangkul dan sekop
5. Gembor dan kayu

Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Pipa paralon atau bambu
2. Talang atau papan
3. Plastik bening
4. Pupuk kandang atau kompos
5. Tanah topsoil 
6. Sekam padi atau serutan gergaji kayu
7. Kotak semai untuk benih

     Sebenarnya banyak atau sedikitnya alat dan bahan yang digunakan bergantung pada bangunan dan model wadah yang akan kita pilih. Ukuran panjang-pendek, tinggi-rendah, serta besar kecilnya juga tergantung dari lahan yang kita miliki. Kalau kita ingin membuat sebaiknya diserahkan tukang kayu, karena biasanya begitu melihat gambar, mereka sudah bisa memperkirakan ukurannya sesuai dengan keinginan kita. Untuk kesempatan kali ini, secara khusus akan dijelaskan wadah tanaman dan paralon bulat dengan posisi berdiri. Wadah ini bisa diletakkan di mana saja asal kena sinar matahari cukup. Bisa untuk menanam sayur, tanaman hias, ataupun anggrek. Wadah ini sangat cocok untuk lahan yang sangat terbatas dan apabila pandai mengaturnya bisa menjadi satu karya seni yang indah. Di toko material biasa dijual paralon batangan. Setiap batang berdiameter 4 meter. Belilah paralon yang tidak terlalu tebal. Siapkan gergaji besi, penggaris atau meteran, lampu teplok, kayu bulat, dan sarung tangan. Untuk mempermudah bisa juga ditambahkan cat dengan warna sesuai selera kita.

     Pada dasarnya semua tanaman bisa ditanam dalam wadah paralon. Namun, sebaiknya hal itu dilakukan untuk tanaman yang tingginya kurang dari 1 meter. Untuk tanaman yang tidak membutuhkan banyak air dan banyak sinar matahari, bisa ditanam di lubang atas dan perlu banyak air di bagian bawah. Misalnya di bagian atas cabai, di tengah seledri, dan bawah ginseng atau katuk. Kita harus pula sering menambahkan kompos atau tanah gembur di setiap lubang apabila media tanahnya berkurang. Apabila Anda punya sisa-sisa paralon bekas membangun rumah, jangan dibuang. Itu bisa dijadikan menjadi wadah tanaman yang indah dan unik.

     Selain pembuatan lubang paralon seperti diatas bisa juga paralon dibuat lubang bulat-bulat kecil dengan cara dibor mengelilingi sisi paralon. Untuk model ini sebaiknya menggunakan media yang ringan seperti sekam atau serutan yang sudah steril. Untuk menciptakan sawah atau kebun mini, selain paralon berdiri bisa juga menggunakan sarana talang yang dibuatkan silangan kayu untuk meletakkan paralon tersebut. Kita bisa pula mengkombinasikan tabulampot (tanaman buah dalam pot). Bisa pula merancang pagar rumah menjadi pot memanjang atau membuat pot-pot menempel di tembok. Apabila dana belum mencukupi untuk membuat cor beton, kita bisa pula bercocok tanam di atas genting.

     Intinya , pandai-pandailah memanfaatkan lahan di pekarangan dan halaman kita untuk berbagai tanaman produktif atau tanaman obat. Di rumah yang sudah tak ada tanah kosong karena dipenuhi bangunan, atap kamar, dan pagar rumah serta lokasi di atas got dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Mulai dari tanaman sayuran, tanaman obat sampai ke tanaman buah-buahan bisa dimiliki. Setengah lahan dapat diletakkan paralon berdiri dan talang-talang air yang dibuat bersusun untuk tanaman sayuran. Setengahnya lagi dipakai untuk meletakkan tanaman buah dengan model bersusun. Semuanya bisa tumbuh subur bersamaan kalau kita pintar dan telaten merawatnya.

Metode Pelaksanaan

     Metode Pelatihan teknik budidaya tanaman secara vertikultur dilaksanakan dengan metode penyuluhan sekaligus praktik langsung dengan contoh serta penyuluhan mengenai pemanfaatan dan kegunaan program teknik budidaya tanaman secara vertikultur.

- Pelatihan Teknik Vertikultur
     Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknik budidaya tanaman secara vertikultur kepada masyarakat serta kegunaan pembudidayaan tanaman secara vertikultur itu sendiri. Dalam kegiatan ini disediakan modul untuk peserta penyuluhan agar pemahaman masyarakat tentang teknik budidaya tanaman secara vertikultur semakin bertambah.

- Praktek Teknik Budidaya Secara Vertikultur
     Kegiatan praktek teknik budidaya tanaman secara vertikultur dapat dilakukan di rumah salah seorang warga desa. Di dalam kegiatan tersebut, warga akan diberitahukan mengenai cara pembudidayaan tanaman secara vertikultur, dimulai dari pembuatan model vertikultur, jenis tanaman yang dapat ditanam secara vertikultur, dan cara-cara perawatan tanaman tersebut.

- Pembuatan model vertikultur.
     Model vertikultur yang digunakan dalam pelatihan sebaiknya adalah model yang sederhana. Dengan berbagai pertimbangan yaitu, model sederhana mudah dilakukan dan cocok digunakan untuk menambah semarak pekarangan dan juga, model sederhana cocok digunakan atau dipraktekan oleh pemula. Jenis tanaman yang akan digunakan dalam praktik budidaya secara vertikultur adalah jenis tanaman sayur seperti sawi, bawang merah, kangkung, bayam merah, kol bunga dan tanaman rimpang-rimpangan sebagai apotek hidup (jahe, kunyit, kencur, laos).

- Pemilihan dan Penanaman Tanaman
     Teknik budidaya secara vertikultur tidak bisa ditanami oleh semua jenis tanaman. Hanya tanaman-tanaman tertentu saja yang bisa ditanam disana. Ciri-ciri tanaman yang bisa ditanam secara vertikultur adalah memiliki akar serabut (perakaran rendah) dan tajuk tidak begitu lebar. Tanaman yang dapat ditanam secara vertikultur adalah sejenis tanaman sayuran dan tanaman rimpang-rimpangan.

- Perawatan
     Perawatan tanaman bertujuan agar warga mengetahui dan memahami cara perawatan tanaman itu sendiri, dimulai dari penyiraman sampai penanganan hama dan penyakit yang menyerang. Dengan begitu, warga diharapkan dapat memaksimalkan produksi tanaman.

- Pengawasan
     Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendampingi para peserta pelatihan untuk membahas permasalahan dan hambatan yang dihadapi selama pembudidayaan tanaman secara vertikultur. Melalui kegiatan pelatihan diharapkan masalah yang dihadapi warga terkait dengan pelatihan dapat dicari solusinya agar tujuan dari kegiatan dapat tercapai.

- Evaluasi dan Pelaporan
     Merupakan suatu kegiatan monitoring yang dilaksanakan oleh tim pelaksana untuk mengetahui sejauh mana kelanjutan perawatan dan pemeliharaan lahan percontohan yang dibuat sebagai perintis usaha pertanian teknik budidaya tanaman secara vertikultur dilakukan.

Pemeliharaan Tanaman

     Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan bergantung pada model wadah yang kita gunakan. Untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari, seperti cabai, tomat, terong, dan sawi hendaknya diletakkan di posisi bagian atas. Sedangkan tanaman ginseng, kangkung, dan seledri bisa di bagian tengah atau bawah. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya. Selain tanaman sayuran, kita bisa juga menanam tanaman hias. Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit.

- Pemupukan
     Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal. Di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal. Kalau kita mau irit dan berhemat, kita bisa membuatnya sendiri. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa kita manfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi.

     Pupuk bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dan lain-lain) dengan teknologi EM yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk. Pupuk Bokashi sangat benguna sebagai sumber pupuk organik yang siap pakai dalam waktu singkat. Bahan-bahannya juga mudah didapat dan sekaligus baik untuk kebersihan lingkungan karena memanfaatkan limbah pertanian atau limbah rumah tangga, seperti jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hijau, sekam, dan serbuk gergaji.

     Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan dimasukkan ke sebuah lubang. Kalau lubangnya sudah penuh, sampah dibakar dan sebagai pupuk. Dengan catatan, pupuk buatan kotoran hewan yang akan digunakan hendaknya sudah tidak berbau busuk. Dewasa ini di swalayan-swalayan banyak dijual pupuk kandang yang sudah kering, tidak berbau, dan steril. Dewasa ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi hasil panen yang Iebih sehat cara penanamannya, yakni yang menggunakan pupuk dan pengendalian hama alami. Meski lebih mahal tetap dibeli karena dirasa lebih aman dikonsumsi untuk kesehatan.


- Pengendalian Hama
     Saat ini banyak dijual racun pestisida yang menggunakan bahan kimia. Sayuran yang penampilannya tampak cantik, segar dan bersih kadang kala malah berbahaya untuk dikonsumsi, karena banyak menggunakan pestisida kimia. lni bisa membahayakan kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan apabila kita terpaksa menggunakan bahan kimia harus benar-benar selektif agar tanaman yang kita usahakan tidak tercemar. Sebaiknya dua minggu sebelum masa panen jangan menggunakan racun pestisida. Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk tanaman sayuran tidak perlu digunakan furadan.

     Dalam praktik, penggunaan furadan enam bulan sekali atau kalau benar-benar terpaksa sekali untuk tanaman keras saja, seperti belimbing, jeruk, mangga, dan jambu air. Apabila kita menyebarkan furadan di sekitar tanaman, maka cacing, lipan atau uret yang ada di dalam tanah akan muncul ke permukaan dan mati. Bangkai-bangkainya jangan dibuang, namun kubur saja di sekitar tanaman karena bisa menjadi pupuk. Hasilnya ternyata belimbing dan jeruk saya berbuah lebat.

Daftar Pustaka

http://id-id.fahttp://yuan.blog.uns.ac.id/2010/06/28, diakses pada April 2011.
http://entry/facebook.com/note.budidayavertikultur, diakses pada April 2011.
http://jakarta.litbang.deptan.go.id/budidaya-tanaman-organik-secara-vertikultur, diakses pada April 2011.

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN TUMBUHAN DAN TANAMAN

PERBEDAAN BIJI, BENIH, DAN BIBIT